Ticker

6/recent/ticker-posts

Semester Antara: Bukan Sebuah Pilihan


Created : LPM OBSESI


Purwokerto (5/7) telah dilakukan audiensi antara perwakilan mahasiswa UIN Saizu bersama pimpinan kampus membahas berbagai poin penting kebijakan salah satunya Semester Antara. Mahasiswa UIN Saizu mempertanyakan kebijakan baru yang dianggap janggal karena terdapat perbedaan persyaratan minimal semester bagi Mahasiswa yang ingin mengikutinya. Dalam edarannya, ditegaskan bahwa syarat minimal mengikuti Semeser Antara adalah semester 10. Namun, pengumuman yang beredar di Fakultas Dakwah dan FEBI membolehkan mahasiswa dibawah semester 10 untuk mengikuti semester Antara. Perbedaan informasi ini menuai pertanyaan di benak Mahasiswa. WAREK 1 UIN Saizu, Prof. Dr. Fauzi, M.Ag. mengklarifikasi miss-informasi yang telah terjadi. Beliau menjelaskan bahwa semester Antara memang hanya diperuntukan bagi Mahasiswa semester 10 ke atas dengan alasan bahwa semester di bawah itu bukanlah semester darurat. “Jadi dari sisi keuangan kita diskusi, fakultas menyerahkan data, coba didata, yang semester delapan ke atas berapa, yang, semester 10 ke atas berapa, Maka lahirlah kesepakatan, karena ini adalah solusi dari kemungkinan dari mahasiswa yang terlambat kuliah. Meskipun semester 10 kan belum terlambat kan, masih ada dua tahun lagi.”

Fauzi juga menambahkan, “Dari sisi akademik, semester antara itu kan bukan semester pilihan. Makanya banyak kampus yang gak mengadakan, karena memang kan dari sisi mutu tidak mutu. Saya harus katakan gak mutu, gitu loh. Itu solusi, emergency, meskipun spirit Antara adalah untuk percepatan. Kita belum menemukan formula Semester Antara yang bermutu, dan kita sudah sharing di forum wakil rektor 1 dan memang bukan sebuah pilihan. Tapi ini solusi atas persoalan. Karena solusi maka ada exception/pengecualian, harus ada limitasinya, pembatasanya, karena ini solusi atas persoalan. Kalau percepatan study ya kita dorong dari semester 1 agar semua orang tidak ada yang nge-down. Kalau lancar saya kira semester 10 rampung kabeh lah, Mas”, ujarnya. . “Begini, tentang semester Antara, sebetulnya dilema antara harus dilaksanakan atau tidak. Rapatnya itu sampai berapa kali ya pak, tiga kali pas itu. Pertama dari sisi pembiayaan, kita ini, perlu kita sampaikan bahwa kita ini ingin mengembalikan bahwa Mahasiswa itu kan harus tidak bayar, makanya Pak Rektor dan kami beranikan kalaupun ada tidak boleh ada pembayaran”. Lanjutnya.

Selain mutu, menurut wakil rektor 1, salah satu alasan Semester Antara harus dibatasi adalah keterbatasan dana dan munculnya kebijakan ini pun merupakan solusi bagi Mahasiswa tingkat akhir yang memiliki masalah dalam studinya. Sementara itu, bagi yang tidak bisa mengikuti maka dapat mengajukan konversi atau kelas khusus bagi mata kuliah yang tidak ada di kurikulum baru. “Baca PERMENDIKBUD No. 3, kalau bahas keuangan yang boleh ngajar harus dosen tidak tetap. Sudah ngertilah ya, jadi gitu, jadi kita betul-betul mencari formula. Akhirnya keputusan kita tidak ada mahasiswa selesai lama, disamping ada kemungkinan ada pergantian kurikulum yang bisa di-create lewat situ”. Bagi yang tidak bisa, solusinya mata kuliah-mata kuliah yang tidak ada di kurikulum baru disolusikan oleh fakultas bisa masuk di mata kuliah baru yang bisa dikonversi, kalau tidak, diberikan kelas khusus. Sejak tahun kemarin, banyak mata kuliah yang tidak ada di kurikulum baru masuk di SK pengampu. Jadi nggak ada Mahasiswa yang tidak ada solusi. Paham ya?. Solusinya bisa masuk semester antara atau masuk dikonversi misal mata kuliah A kok agak matching dengan mata kuliah B, maka dionversikan, itu ranahnya prodi dan fakultas oke ya, jadi jangan khawatir ada mahasiwa ganti kurikulum gak bisa selesai. semuanya ada solusi” . Jelasnya.

Di akhir sesi, wakil rektor 1 menegaskan bahwa aturan tentang semester Antara telah selesai dengan ketentuan minimal semester 10. “Jadi clear kebijakannya, ya, semester 10. Tidak ada semester di bawah 10 boleh ikut Semester Antara”, ujarnya. Selanjutnya, beliau juga meminta maaf terkait perbedaan informasi yang sempat terjadi di ranah fakultas, ia pun menyampaikan bahwa pihak terkait telah ditegur dan diminta mengubah pengumuman tersebut sebab meyalahi aturan. Ia juga menegaskan bahwa kebijakan ini telah disepakati dan dirapatkan dengan pimpinan, semua dekan, bahkan Kabag. “kemudian yang terjadi di lapangan ada dua fakultas ya, kan… Dakwah dan Febi, di rapat kita, di grup dekan langsung kami tegur. Dan sudah kami putuskan harus dirubah pengumuman itu karena menyalahi keputusan, ujarnya.” Terakhir, kedepannya, beliau berharap Mahasiswa dapat melaksanakan kuliah dengan normal dan tidak perlu lagi semester Antara. Di lain sisi, menanggapi masalah tentang Semester Antara, WR 1 mengatakan bahwa kedepan akan dilaksanakan Mapping terkait Semester Antara di ranah UKT. “Nah kedepan bagaimana, kedepan kita sedang mencoba mapping di wilayah UKT ya untuk memasukan item semester antara, sehingga kedepan, ini kan belum ada anggaran, Mas..panduan semester antara akan kita buat tapi sekali lagi itu bukan menjadi pilihan ya, tetep akan ada pembatasan”

Naskah : Ulil

Posting Komentar

0 Komentar