Obsesiana.com - Awal tahun 2019
menjadi momentum politik bagi mahasiswa IAIN Purwokerto untuk memilih wakil
mahasiswanya. Pemilihan Umum Mahasiswa (PEMILUWA) di IAIN Purwokerto saat ini
memasuki proses pemilihan Lembaga Legislatif (LK) Eksekutif yang menduduki
kursi di tingkat Institut maupun Fakultas dan Prodi. Proses pemilihan akan dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2019
mendatang. Setelah masa pendaftaran dan pengumuman verifikasi pada tanggal 6-8
Maret 2019, di tingkat Insitut menyisakan dua kandidat calon Ketua dan Wakil
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA)
IAIN PURWOKERTO. Pasangan dengan nomor urut
satu diperoleh Ifan Muarif
mahasiswa Ekonomi Syariah (ES) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis (FEBI) sebagai Ketua dan Sulung Aji Pangestu mahasiswa
Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) sebagai Wakilnya. Kemudian pasangan nomor
urut dua diduduki oleh Berryll Azhar F
mahasiswa Bimbingan Konseling (BKI) Fakultas Dakwah sebagai Ketua dan Awal Azwi
Hani mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK) sebagai Wakilnya.
Kedua kandidat calon telah
memaparkan visi dan misinya yang
dilaksanakan di waktu yang berbeda. Kampanye calon LK dilaksanakan pada
tanggal 18 Maret 2019 kemarin di lingkungan IAIN Purwokerto dan pada hari
berikutnya dilaksanakan debat LK di Gedung Student Center (GSC) IAIN
Purwokerto.
Kandidat nomor urut satu
mengusung visi Inspiratif, Sinergis dan Aspiratif. Dengan misi membangun mental
dan budaya yang berpacu pada 4G (Good Plan, Good Relation, Good Team and
Good System), menjalin harmonisasi antar lembaga, baik dalam ataupun luar
kampus, serta mendengar aspirasi mahasiswa IAIN Purwokerto.
Ifan menuturkan dalam kampanye
(19/3) bahwa dari visinya yang interaktif, mahasiswa bebas berkreasi, mahasiswa
bebas berpendapat dan mahasiswa bebas berkarya selagi hal tersebut baik dan
produktif bagi kampus. Ia dan wakilnya siap melindungi dan memfasilitasi
karya-karya mahasiswa karena di kampus sendiri budaya diskusi masih dirasa
kurang. Selanjutnya ketika ditemui dalam waktu yang berbeda oleh LPM Ifan
menjelaskan maksud dari misi 4G bahwa seperti apapun rencana kita ketika kita
tidak memiliki jaringan yang luas diibaratkan seperti katak dalam tempurung dan
kita harus meluaskan jaringan bukan hanya di internal kampus tapi juga di luar
kampus. Good Team yang dijelaskannya bahwa kita harus memiliki tim yang
bagus, ia berencana untuk menekankan asas objektivitas dalam perekrutan
pengurus yang memiliki take record bagus dan memiliki professional dalam
kerja.
“Ketika ketiga unsur tersebut
dapat terpenuhi maka output dari ketiganya yaitu sistem. Sistem dikatakan bagus
kalo kita itu bebas berpendapat, kita harus menegakkan keadilan, kita harus
menekankan persaudaraan, kita harus menekankan asas keterbukaan. Karena unsur
dari demokrasi ya itu,” tambahnya
Lahirnya pasangan nomor urut
satu yaitu dari hasil koalisi antar
partai. Keduanya lahir dari partai yang berbeda yaitu PAKEM dan PD2B. Keduanya sama-sama terpilih
melalui hasil seleksi dan konvennsi dari internal partai yang cukup ketat. “Itu
diseleksi di internal, adu gagasan bagimana visi dan misinya bagaimana strateginya
bagimana rekam jejaknya. Konvensi selesai dirumuskan oleh tim lalu muncul yang
menjadi capresnya adalah dia (Ifan) dan yang menjadi wakilnya saya." Tutur
Sulung
Ifan dan Sulung juga menjelaskan
latar belakang keduanya maju di kursi DEMA Institut karena mereka melihat IAIN
Purwokerto meskipun sudah terbilang kampus yang sudah bagus namun secara daya
tawar IAIN sendiri masih dalam rating yang kurang tinggi hal tersebut yang menjadi PR bersama dan adanya sikap apatis
mahasiswa pada lembaga kemahasiswaan di IAIN Purwokerto.
“Ketika saya berproses di HMJ, saya tidak
pernah melihat aksi di IAIN. Terakhir itu kan ketika dana POM tahun sebelumnya.
Tiga tahun tidak ada aksi akirnya diam, lah saya greget disitu," kata
Sulung
Selanjutnya, untuk paslon nomor
urut dua mengusung visi Sinergitas Mahasiswa
Wujudkan IAIN Purwokerto Bersatu. Dengan misi menjadikan setiap elemen
mahasiswa di IAIN Purwokerto saling bersinergi, menciptakan culture
organisasi yang sehat dan transparan, menjadikan suara mahasiswa sebagai
tonggak kebenaran utama.
Berryl menjelaskan pondasi visi
besarnya itu karena keresahan yang dialaminya mengenai kepengurusan lembaga
kemahasiswaan yang dirasa kurang merakyat di lapangan. Sehingga ia bersama
pasangannya mencoba mengajukan visi tersebut agar antara pengurus Lembaga
Kemahasiswaan, UKM UKK dan mahasiswa secara umum tetap solid memajukan IAIN
Purwokerto. Kemudian Berryl menambahkan alasan dibuatnya misi tersebut karena
ia ingin menyatukan semua lembaga kemahasiswaan agar tetap bersinergi dan tidak
jalan sendiri-sendiri, punya satu tujuan yang jelas dalam memajukan IAIN.
“Sementara yang saya alami di
IAIN selama saya kuliah, bahwa ada ketidaksehatan diorganisasi khususnya di LK.
Apalagi posisi di DEMA Institut, dari kemarin-kemarin DEMA I serasa milik satu
golongan tidak berdiri di atas semuanya. Saya berharap DEMA Institut nantinya
berdiri di atas semuanya,” tambahnya
Awal selaku wakilnya juga
mengatakan “Kita sudah membuat program-program, kita sudah merumuskan dan
tinggal menjalankan. Kalau nantinya ada kabinet kita tidak mengambil dari
koalisi atau parpolma kita tapi mungkin kita ambil dari sebelah. Karena visi
kita kan bersinergitas menjadi satu,” ucapnya.
Dalam pengaplikasian dari
misinya, Berryl menambahkan bahwa
langkah konkrit dari pasangannya yaitu
dengan dibuat aplikasi yang bernama Jareom yang menampilkan
profil-profil DEMA dan bukti transparansi dana.
Sama halnya dengan pasangan nomor
urut satu, pasangan nomor urut dua juga lahir dari hasil koalisi partai antara
partai JALUR, PAREMA, dan BOM.
Berryl mengatakan latar belakang
ia maju selain adanya motivasi dari teman-teman juga karena adanya dorongan
secara pribadi dengan melihat realita mahasiswa yang sekarang. “Seperti ada
jarak antara pengurus LK dan mahasiswa seperti ada kelas, saya ingin
menghilangkan itu. Bahwa DEMA ada karena temen-teman semua,” tambahnya.
Masing-masing calon pasangan
Ketua DEMA Institut memiliki program unggulan yang menjadi kekuatan ketika maju
dalam pemiluwa tahun ini. Dijelaskan oleh Ifan bahwa untuk calon pasangan nomor
urut satu memiliki beberapa program unggulan yaitu ingin mengemas Dies Natalis
IAIN Purwokerto lebih cantik lagi dengan bersinergi dengan pesantren-pesantren
mitra kampus. Tujuannya sehingga ada sikronisasi antara program LK dan
pesantren. Kemudian program kedua Job Fair, IDC, dan kebijakan sebulan sekali
memakai batik seluruh mahasiswa di minggu pertama hari Kamis setiap bulan.
Karena batik merupakan budaya lokal yang perlu dijaga. Kemudian Ifan juga ingin
mengembangkan program yang pernah dilaksanakannya di DEMA FEBI yaitu FEBI’s
Care yaitu pengadaan kotak amal di ranah Institut, yang kemudian dana tersebut
dialokasikan untuk program sosial mahasiswa.
Beda halnya dengan pasangan nomor
urut dua, ada beberapa program yang menjadi unggulannya adalah PELAKOR
mahasiswa (Pelatihan Kepemimpinan Kordinator mahasiswa) untuk para kosma yang
memiliki potensi namun masih bersifat apatis dan tidak ingin mengikuti
organisasi sehingga dengan pelatihan ini mahasiswa jadi memiliki bekal untuk
kepemimpinan. Selanjutnya program SPG (Sekolah Politik Gender) bertujuan untuk
memfokuskan mahasiswa khususnya wanita agar tahu akan politik.
Begitulah profil dari dua
kandidat yang akan kita pilih. Mari dukung kampus kita dengan turut serta
menjadi mahasiswa yang tidak anti politik. Gunakan hak pilih tersebut dengan
bijak.
Reporter: Annisa
0 Komentar