Ticker

6/recent/ticker-posts

Peringati Hari HAM Internasional, Mahasiswa Adakan Diskusi Jalanan di Taman Tesda Purwokerto

(Mahasiswa dari berbagai kampus di purwokerto sedang berdiskusi.
Dok: LPM Obsesi)

Purwokerto – Aksi diskusi bertajuk “HAM DI KEBIRI, RAKYAT MATI BERDIRI”di gelar di Taman TESDA Purwokerto pada Rabu (10/12/2025). Aksi dimulai sejak pukul 16.00 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Purwokerto.

Aksi ini merupakan bentuk protes dan penyadaran terhadap isu-isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang masih dihadapi di Indonesia.

Yoga Dwi Yuwono, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UMP, menyampaikan pandangannya tentang situasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia menjelang Hari HAM Internasional. Ia menekankan pentingnya merefleksikan pencapaian dan tantangan dalam pemenuhan HAM di berbagai aspek kehidupan masyarakat.

Menurut Yoga, terjaminnya hak asasi manusia harus dilihat dari lima aspek utama: sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Ia mengakui masih banyak ketidakpuasan dalam hal-hal tersebut yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Dalam pembicaraan tentang isu-isu HAM, Yoga menyoroti tindakan kriminalisasi terhadap aktivis. Baru-baru ini, dua aktivis lingkungan ditangkap di Semarang menunjukkan ketegangan antara pemerintah dan mereka yang memperjuangkan hak-hak lingkungan. Hal ini menggambarkan situasi yang semakin sulit bagi para aktivis dalam menyuarakan pandangan mereka."Kita tahu semua, Pulau Sumatera ini tenggelam karena adanya HAM yang tidak sesuai dengan amanah seperti adanya eksploitasi alam dan sebagainya. Ini kan berarti ada yang melucuti tentang hak-hak asasi makhluk hidup begitu ya," ujarnya.

Yoga juga mengkritisi ketegangan dalam kebebasan berpendapat dan ekspresi, terutama terkait dengan kekerasan aparat terhadap masyarakat. Ia mencatat bahwa hukum terbaru memberikan wewenang lebih kepada aparat untuk menangkap tanpa bukti yang jelas dan menambah ketidakpastian bagi warga negara.

Tuntutan Aksi Mahasiswa

Yoga menjelaskan ada 8 tuntutan utama dalam aksi yang dilakukan, yaitu:

1. Hentikan eksploitasi alam di Indonesia dan pulihkan ekosistem di lereng Gunung Slamet.

2. Jaminan terhadap kebebasan berpendapat dan ekspresi.

3. Tegakkan hidup dan rasa aman bagi rakyat.

4. Wujudkan pendidikan yang berkeadilan ilmiah dan demokratis.

5. Pulihkan dan tingkatkan kesejahteraan sosial ekonomi rakyat.

6. Kebebasan seluruh aktivis yang memperjuangkan hak-hak rakyat.

7. Dasar mendesak pemerintahan Prabowo Gibran untuk memutus hubungan diplomatik dengan negara-negara pendukung Israel.

8. Wujudkan hak atas kesehatan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nabila Oktaviani, salah satu mahasiswa dari STIMIK Widya Utama, turut memberikan pendapatnya dalam diskusi tersebut. Ia mengatakan “kita yang warga miskin yang ngga punya apa-apa dan ngga punya jabatan itu benar-benar ditindas. Kita ngga punya keadilan di negara ini.”

Peran Mahasiswa dalam Penegakan HAM

(Presma BEM KM UMP sedang memimpin diskusi HAM.
Dok: LPM Obsesi)

Yoga menjelaskan bahwa mahasiswa harus berperan aktif dalam mengawasi dan menegakkan HAM. "Kami akan masifkan di media sosial untuk menyebarluaskan informasi dan kesadaran tentang penegakan HAM," tambahnya.

Sebagai penutup, harapan untuk pemerintah adalah agar HAM bukan hanya menjadi narasi kosong, tetapi dipenuhi dengan tindakan nyata yang menguntungkan semua lapisan masyarakat. Mahasiswa diharapkan tidak gentar dalam memperjuangkan keadilan dan menyuarakan aspirasi rakyat demi masa depan yang lebih baik.

Reporter: Ahmad Zubair, Latif Aldi, Iftitah Putri Renfaan, Maya Saskiana, Khofifah Fikria

Penulis: Annisa Yasmine Azzahra

Editor: Fahmi Rahmatan Akbar, Muhamad Saepul Saputra 

Posting Komentar

0 Komentar