Purwokerto_(25/5)Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat IAIN Purwokerto kirimkan perwakilan atletnya untuk ajang Invitasi Pekan Pengembangan Bakat & Minat Mahasiswa (IPPBMM) ke-8.
IPPBMM sendiri merupakan ajang
pengembangan bakat dan minat mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri
(PTKIN) yang sudah dirintis sejak 16 tahun yang lalu dalam lingkup Jawa-Madura.
Tahun 2021, IPPBMM
kali ini diadakan secara daring namun lima diantara 30 cabang yang ada
dilakukan secara luring. Pencak silat merupakan salah satu cabang yang masuk
kategori daring.
“Karena
ini kita online,
jadi kita harus beradaptasi untuk kegiatan tahun ini,
karena sebelum-sebelumnya kegiatanya kan offline. Kita juga harus beradaptasi
dengan kebiasaan baru ini, make kamera, tempat dan lain sebagainya, terus kita
ngulangi take
video dan lain
sebagainya.
Jadi harus persiapan yang lebih matang lagi juga", ungkap Alfi, selaku
official tim.
Saat
diwawancarai reporter LPM Obsesi, Alfi juga menyampaikan, meski daring tetapi
mereka sangat serius untuk mempersiapkan ajang ini. Hal ini terbukti dengan
mendatangkan pelatih dari luar untuk menunjang kemampuan para atlet perwakilan.
Persiapan yang mereka lakukan juga terbilang panjang dan tertata.
“Untuk atlet sendiri ya, yang jelas
pertama kita menyiapkan temen-temen dulu dari mulai persipan dan lain
sebagainya. Yang pertama pencarian atlet, karena kita kan udah seleksi dan lain
sebagainya, setelah itu kita focus latihan selama satu bulan lebih untuk
persiapan hari ini, gitu.”
“Untuk
pelatih sendiri, kita memakai pelatih dari luar IAIN Purwokerto. Untuk
menunjang agar atlit IAIN Purwokerto sendiri itu bisa menjuarai IPPBMM tahun
ini.”
Selain
persiapan teknis para atlit, Alfi juga mengaku cukup terbantu dengan fasilitas
yang diberikan kampus terkait alat, tempat dan dana yang dia bilang cukup.
Namun saat ditanyai nominal, Alfi menyampaikan tidak bisa menyebutkannya.
Ada
empat kategori yang diikutsertakan pada cabang pencak silat ini, diantaranya :
Ganda Putra dan Putri serta Tunggal Putra & Putri.
Ada pun Rajabena yang mewaliki tunggal putra. Dia mengungkap bahwa
meski persiapan yang terkesan mendadak, mereka tetap maksimal berlatih demi
membanggakan kampus.
"Dari tunggal
putra itu awalnya kita latihan sendiri, pas saat itu masih kaya otodikdak
gitulah, yang penting kita hapal terlebih dahulu, kemudian kita mengundang
pelatih dan latihan bersama sekitar, yaaa satu bulan setengahan lah untuk
memaksimalkan gerakan-gerakan yang lumayan salah."
Rajabena juga
mengungkapkan bahwa waktu persiapan yang singkat, serta kesibukan pribadi baik
dari atlit dan pelatih menjadi kesulitan tersendiri, terutama saat bulan
ramadhan kemarin. Namun diluar semua
itu, baginya ajang ini memberikan banyak keuntungan, meski pun secara euforia
baginya kurang.
Sama halnya seperti
Rajabena, Atia juga memiliki keluhan yang sama terkait waktu. Dia yang mewaliki
ganda putri, mengungkap bahwa singkatnya persiapan dan pemilihan pelatih yang
dirasa terlambat menjadi kendala baginya dan pasangan cabangnya.
"Kalau lomba
online ini lebih menguntungkan karena kalau ada kesalahan, kita bisa take
ulang. Kesannya, lebih semangat dan seneng aja gitu... dapet dukungan dari sana
sini, dari temen-temen pembina." Ungkap Atia.
Reporter : Iqbal
Editor : Wardah
0 Komentar