Ticker

6/recent/ticker-posts

Seruan Aksi Banyumas Adili Jokowi Berakhir Ricuh

Aparat Kepolisian menembakan water cannon kepada massa aksi Banyumas adili Jokowi
Doc. LPM OBSESI

    Massa dari gabungan mahasiswa se-Kabupaten Banyumas memadati sekitar alun-alun Purwokerto tepatnya Gedung DPRD Kabupaten Banyumas untuk melakukan aksi Banyumas: adili Jokowi, Jum'at (23/08/24). Aksi ini dihadiri oleh kurang lebih 500 mahasiswa dari seluruh kampus yang berada di kabupaten banyumas dan diawali dengan longmarch dari UIN SAIZU Purwokerto menuju gedung DPRD Banyumas.

    Mulanya demonstrasi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB berlangsung kondusif, ketika para mahasiswa datang dan menyuarakan seruan mengenai putusan MK yang terus di perdebatkan dan dirundingkan oleh DPR RI. Selain itu, massa juga mengkritik mengenai 10 tahun kepemimpinan presiden Jokowi.

     Aksi mulai memanas sekitar pukul 17.30 WIB, massa mulai membakar ban dan juga melempar botol-botol bekas ke gedung DPRD Kabupaten Banyumas. Hal ini diduga karena tidak adanya respon dari para anggota DPRD Kabupaten Banyumas. Saat azan magrib berkumandang keadaan semakin tidak terkendali dengan ditembakannya water cannon oleh aparat kepolisian. Massa pun banyak yang tumbang akibat berdesakan dan kelelahan. Namun kendati demikian, para mahasiswa tetap melanjutkan aksinya dengan menyuarakan dan menuntut keadilan.

Massa memadati Gedung DPRD Kabupaten Banyumas
Doc. LPM OBSESI

    Sekitar pukul 18.45 WIB, water cannon kembali ditembakkan oleh aparat kepolisian. Banyak korban dari mahasiswa yang pingsan dan ada beberapa yang mengalami luka-luka. Adapun mahasiswa yang mengalami luka-luka diduga akibat terkena lemparan batu dan benda-benda keras. Massa semakin tidak terkendali saat water cannon ditembakan untuk ketiga kalinya. Para mahasiswa dan massa yang tumbang kemudian mengamankan diri di gedung Pimpinan daerah Aisyiyah Muhammadiyah Kabupaten Banyumas yang berada di sebelah barat alun-alun Purwokerto.

    “Untuk hasilnya sendiri, ya kita mengakui bahwa itu chaos dan berarti kita tetap berusaha melawan. Mungkin nanti ada aksi lagi untuk menegaskan hasil ini, tetapi masih dirundingkan lagi," Jelas Ferdi, selaku koordinator lapangan (korlap) Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Reporter: Meirina, Bunga, Gama
Editor: Dwi, Ghulama, Sefia

Posting Komentar

0 Komentar