Ticker

6/recent/ticker-posts

Menilik Keriuhan Acara Wisuda UIN SAIZU

 Purwokerto – Universitas Islam Negeri (UIN) Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto menggelar wisuda di auditorium utama pada Selasa (29/08/23). Rangkaian acara wisuda sarjana ke-57, magister ke-24, dan doktor ke-4 ini diikuti oleh 610 wisudawan dan wisudawati dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, serta Pascasarjana.

 Dalam amanatnya, Prof. Roqib, M.Ag., selaku rektor UIN SAIZU mengajak seluruh alumni agar menjaga nama baik almamater.

 “Anda harus pandai bersyukur, tidak semua orang seusia Anda itu bisa menikmati pendidikan tinggi,” ungkap beliau.

 Rektor UIN SAIZU tersebut juga menambahkan jika mengenyam bangku perkuliahan merupakan sebuah privilege. Oleh karenanya hal itu patut untuk dibanggakan, terlebih bagi para wisudawan dan wisudawati yang berhasil menyandang predikat lulusan terbaik.

 "Menjadi lulusan terbaik bagi sebagian orang mungkin hal yang biasa, bagi saya pun itu merupakan hal yang biasa karena saya sudah pernah mendapatkan predikat tersebut saat masih di bangku SMK," ungkap Amron Sari, lulusan terbaik program studi Ilmu Al Qur'an dan Tafsir.

 Selain penyematan gelar lulusan terbaik untuk setiap program studi, pihak kampus juga turut mengapresiasi para wisudawan dan wisudawati yang berhasil menjadi hafidz dan hafidzah selama masa kuliah.

 "Saya senang sekali kalau kampus benar-benar mengapresiasi mahasiswa yang menghafal Al-Qur’an, termasuk saya," tutur Arfiatun Azka, salah seorang wisudawati sekaligus hafidzah 30 juz ini.

 Namun sayang, momen bahagia dan haru bagi sebagian orang ini ternyata menyimpan problematikanya tersendiri. Dengan jumlah wisudawan-wisudawati yang mencapai 600 orang, ditambah sanak famili, belum lagi para pedagang dan mahasiswa lain yang menjalankan aktivitas di sekitar kampus menjadikan suasana riuh sudah tidak terhindarkan lagi.

 Imbasnya, lahan parkir depan gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dialihfungsikan sebagai tempat para pedagang. Adapun parkir akhirnya dialihkan ke lahan yang lain.

 “Karena memang tamunya banyak, lapangan pun sampai kami alihfungsikan menjadi parkiran “ jelas Rahmat Maulana, salah satu pihak keamanan kampus.

 Sementara itu, M. Khotibul Umam selaku ketua Unit Kegiatan Khusus Koperasi Mahasiswa mengungkapkan kekecewaannya pada pihak keamanan terkait penataan stand yang tidak sesuai dengan rencana awal.

 "Saya sejak kemarin sudah mempersiapkan stand di forbas, sudah menata barang, memasang bendera bahkan meja. Pas malam saya cek masih aman, tapi pas pagi jam 06.00, kok sudah dijadikan tempat parkir," ungkap Umam

 Umam juga mengaku telah berkoordinasi dengan keamanan sebanyak 3 kali, namun sama sekali tidak diindahkan. Pihak keamanan malah menyuruhnya pindah dan mencari tempat lain.

 "Kalau dari mahasiswa mengonfirmasi, ya kita akan mempersilakan. Mahasiswa dari luar pun kami persilakan kalau mau jualan atau yang lainnya. Tapi kan ini ga ada konfirmasi, ya kita ga tau kalau mau buat jualan," bela Rahmat Maulana mewakili pihak keamanan

 "Ini eventnya kan wisuda, buat mahasiswa yang akan meninggalkan kampus, istilahnya perpisahan lah, masa iya mereka harus ngalah sama mahasiswa yang masih aktif," sambung Rahmat

 Nyatanya pedagang yang menggelar lapak memang kebanyakan berasal dari luar lingkungan kampus dan berkoordinasi dengan pihak cleaning service kampus. Mereka dikenakan biaya kebersihan dan parkir. Uang yang ditarik dari hasil parkir nantinya akan masuk ke pihak keamanan, sementara uang kebersihan masuk ke pihak cleaning service.

 Reporter: Dwi Aryanti, Meirin, Bunga

 Editor: Desti

Posting Komentar

0 Komentar