Ticker

6/recent/ticker-posts

Gilbran: Mahasiswa Kini Seperti Sales Marketing

Dok. Pribadi Obsesi

Purwokerto – Seminar mengenai isu–isu politik oleh Bincang Isu Politik (BILIK) bersama Forum Anomali sukses diselenggarakan di Auditorium Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) pada Kamis (16/5/2024). Seminar tersebut mengangkat tema “Menyisingkan Tirai Apatisme Mahasiswa, Menuju Kesadaran Politik yang Berkembang”

            Tema diatas  merepresentasikan sikap mahasiswa yang belakangan ini tidak sesuai pada kenyataan. Kehadiran mereka yang seharusnya menjadi penolakan atas segala kekuasaan yang bertindak sewenang – wenang terhadap kampus dan mahasiswa. Tetapi malah ikut terjerumus kedalam permainan yang diciptakan dan seakan – akan seperti terjebak dalam keadaan.

            Hal ini selaras dengan penyampaian Gielbran Mohammad Noer, Pendiri Forum Anomali yang hadir menjadi pemateri acara tersebut. Gielbran menyampaikan bahwa mahasiswa seperti sales marketing yang menyodorkan sebuah proposal kepada instansi atau perusahaan yang diinginkan agar mereka bisa bertahan dengan bantuan dana yang diberikan.

“Pemerintah itu memaksa para kampus untuk menjadi sales marketing, menjajakan dirinya untuk mencari keuntungan semaksimal mungkin agar kampus–kampus ini masih di sini dan hal itu dianggap kesalahan para pemilik rasa (kampus),”

            Gielbran bahkan merinci secara ringkas biaya–biaya pendidikan yang meningkat di kampus belakangan ini.

“Biaya pendidikan kampus selalu meningkat 5-10% per tahun sedangkan gaji guru hanya meningkat sebesar 7% Sisa defisit sebesar 3% Beberapa kampus melaporkan  hal tersebut sebagai student work, semakin kesini kampus memang benar–benar menjadi pusat pembelajaran sekaligus komersialisme.,” tambah Gielbran.

             Namun, apa yang terjadi sekarang disebabkan oleh hilangnya gerakan mahasiswa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mewujudkan gerakan pembaharuan. Bukan tanpa alasan mereka dikenal oleh masyarakat sebagai seseorang yang sedang menempuh pendidikan lanjutan melainkan sebutan yang mereka miliki yakni, sebagai agent of change (agen perubahan).

           Seperti yang disampaikan oleh pemateri lainnya, yakni M. Wildan Humaidi, M.H. yang merupakan Kepala Jurusan Hukum Ekonomi Syariah dan Hukum Tata Negara UIN SAIZU Purwokerto.

”Gerakan mahasiswa hari ini sudah hilang, hal itu bisa dibuktikan dengan keikutsertaan gerakan mahasiswa, yang ikut kegiatan diskusi tidak lebih banyak dari mereka yang ikut sebuah konser. Kampus sebagai penyelenggara pendidikan telah terjadi proses rezimentasi korporatisasi bahkan menjadi arena pertandingan kompetisi bagi sesamanya. Institusi, Dosen hingga Mahasiswa.”

            Wildan pun menambahkan bagaimana menghilangkan sikap apatisme yang dan mendorong mahasiswa untuk menahkodai mahasiswa lainnya melakukan gerakan agar bisa menciptakan pemerintah yang bijak dan tidak bertindak sesuai kehendak.

“Image yang harus dibangun oleh para penggerak utama gerakan mahasiswa yakni, para aktivis itu sendiri, mereka sebagai tonggak terdepan akan gerakan mahasiswa. Mereka harus menghilangkan perspektif terhadap para mahasiswa yang pemikirannya terpolarisasi. Sebut saja; ipk kecil, kuliah berantakan. Aktivitas – aktivitas yang para aktivis lakukan juga kerap menjadi sorotan sebagai orang yang rusuh. Membakar benda, merusak fasilitas dan lain sebagainya. Hal yang paling utama adalah bagaimana cara meruntuhkan itu semua,” imbuhnya.

 

Reporter: Ghulama Rashif Faza, Hafidz Dinillah, Rachmadi Rasyid

Editor: Ghulama Rashif Faza, Dwi Aryanti


Posting Komentar

0 Komentar